PERSEBAYA SURABAYA CONTENTS
Berita Terbaru
4
Pada pertandingan pramusim Piala Presiden 2018, Minggu 28/01 Persebaya Surabaya menang tipis atas Madura United dipertandingan terakhir fase penyisihan Grup C.
Persebaya menang 1-0 atas Madura United dalam pertandingan yang digelar di Gelora Bung Tomo, Kota Surabaya.
Keunggulan Persebaya Surabaya atas Madura United tercipta melalui sepakan spekulatif Ferinando Pahabol dari sisi kiri lapangan pada menit ke-30.
Pemain sayap itu berhasil menaklukkan Satria lewat tendangannya yang berbelok tajam ke gawang Madura United.
Madura United tampil lebih agresif dan garang pada babak kedua lewat ancaman-ancaman dari trisula Greg Nwokolo, Cristian Gonzales, dan Patrick N'Koyi.
Berkali-kali ketiganya mengancam gawang Persebaya yang dijaga Mizwar Saputra.
Sementara itu, Persebaya sesekali mengancam lewat serangan balik.
Hingga peluit akhir sang wasit tak ada gol tambahan yang tercipta, sehingga Persebaya Surabaya mengalahkan Madura United dengan skor tipis 1-0.
Persebaya mengudeta posisi puncak klasemen Grup C yang sebelumnya ditempati Madura United.
Tim berjulukan Bajul Ijo itu mengumpulkan tujuh poin hasil sekali imbang dan dua kali menang untuk melaju ke delapan besar Piala Presiden 2018 ditemani oleh Laskar Sapeh Kerab julukan Madura United yang turun ke peringkat dua, tetap dengan enam poin hasil dua kali kemenangan dan sekali kalah .
Susunan pemain
Persebaya Surabaya:
Miswar Saputra; Ruben Sanadi, Fandry Imbiri, Otavio Dutra, Abu Rizal, Misbakus Solikin, Nelson Alom, Irfan Jaya, Rendi Irwan, Yohanes Pahabol, Rishadi Fauzi
Pelatih: Angel Alfredo Vera
Madura United:
Satria Tama; Beny Wahyudi, Fabiano Beltrame, O.K John, Andik Rama, Nurriddin Davranov, Maitimo, Lucky Permana, Bayu Gatra, Marcel Silva, Engelberd Sani
Pelatih: Gomes de Oliveira
Persebaya Surabaya Lolos Ke 8 Besar (Piala Presiden 2018)
Unknown
Minggu, 28 Januari 2018
madura united,
persebaya,
persebaya 1927,
persebaya surabaya,
piala presiden 2018
Pada pertandingan pramusim Piala Presiden 2018, Minggu 28/01 Persebaya Surabaya menang tipis atas Madura United dipertandingan terakhir fase penyisihan Grup C.
Persebaya menang 1-0 atas Madura United dalam pertandingan yang digelar di Gelora Bung Tomo, Kota Surabaya.
Keunggulan Persebaya Surabaya atas Madura United tercipta melalui sepakan spekulatif Ferinando Pahabol dari sisi kiri lapangan pada menit ke-30.
Pemain sayap itu berhasil menaklukkan Satria lewat tendangannya yang berbelok tajam ke gawang Madura United.
Madura United tampil lebih agresif dan garang pada babak kedua lewat ancaman-ancaman dari trisula Greg Nwokolo, Cristian Gonzales, dan Patrick N'Koyi.
Berkali-kali ketiganya mengancam gawang Persebaya yang dijaga Mizwar Saputra.
Sementara itu, Persebaya sesekali mengancam lewat serangan balik.
Hingga peluit akhir sang wasit tak ada gol tambahan yang tercipta, sehingga Persebaya Surabaya mengalahkan Madura United dengan skor tipis 1-0.
Persebaya mengudeta posisi puncak klasemen Grup C yang sebelumnya ditempati Madura United.
Tim berjulukan Bajul Ijo itu mengumpulkan tujuh poin hasil sekali imbang dan dua kali menang untuk melaju ke delapan besar Piala Presiden 2018 ditemani oleh Laskar Sapeh Kerab julukan Madura United yang turun ke peringkat dua, tetap dengan enam poin hasil dua kali kemenangan dan sekali kalah .
Susunan pemain
Persebaya Surabaya:
Miswar Saputra; Ruben Sanadi, Fandry Imbiri, Otavio Dutra, Abu Rizal, Misbakus Solikin, Nelson Alom, Irfan Jaya, Rendi Irwan, Yohanes Pahabol, Rishadi Fauzi
Pelatih: Angel Alfredo Vera
Madura United:
Satria Tama; Beny Wahyudi, Fabiano Beltrame, O.K John, Andik Rama, Nurriddin Davranov, Maitimo, Lucky Permana, Bayu Gatra, Marcel Silva, Engelberd Sani
Pelatih: Gomes de Oliveira
5
Persebaya adalah sebuah klub sepak bola yang berasal dari kota pahlawan yaitu Surabaya. klub sepak bola ini merupakan ikon kebanggaan bagi warga kota Surabaya. Persebaya didirikan oleh Paijo dan M. Pamoedji pada 18 Jun 1927. Pada awal berdirinya, Persebaya bernama Soerabhaiasche Indonesische Voetbal Bond (SIVB)[3]. Pada saat itu di Surabaya juga ada klub bernama Sorabaiasche Voebal Bond (SVB), bonden (klub) ini berdiri pada tahun 1910 dan pemainnya adalah orang-orang Belanda yang ada di Surabaya.
Pada tanggal 19 April 1930, SIVB bersama dengan VIJ Jakarta, BIVB Bandung (sekarang Persib Bandung), MIVB (sekarang PPSM Magelang), MVB (PSM Madiun), VVB (Persis Solo), PSM (PSIM Yogyakarta) turut membidani kelahiran Persatuan Sepak bola Seluruh Indonesia (PSSI) dalam pertemuan yang diadakan di Societeit Hadiprojo Yogyakarta. SIVB dalam pertemuan tersebut diwakili oleh M. Pamoedji. Setahun kemudian kompetisi tahunan antar kota/perserikatan diselenggarakan. SIVB berhasil masuk final kompetisi perserikatan pada tahun 1938 meski kalah dari VIJ Jakarta.
Ketika Belanda kalah dari Jepang pada 1942, prestasi SIVB yang hampir semua pemainnya adalah pemain pribumi dan sebagian kecil keturunan Tionghoa melejit dan kembali mencapai final sebelum dikalahkan oleh Persis Solo. Akhirnya pada tahun 1943 SIVB berganti nama menjadi Persibaja (Persatuan Sepak Bola Indonesia Soerabaja). Pada era ini Persibaja diketuai oleh Dr. Soewandi. Kala itu, Persibaja berhasil meraih gelar juara pada tahun 1950, 1951 dan 1952.
Tahun 1960, nama Persibaja diubah menjadi Persebaya (Persatuan Sepak Bola Surabaya). Pada era perserikatan ini, prestasi Persebaya juga istimewa. Persebaya adalah salah satu raksasa perserikatan selain PSMS Medan, PSM Makassar, Persib Bandung maupun Persija Jakarta. Dua kali Persebaya menjadi kampiun pada tahun 1978 dan 1988, dan tujuh kali menduduki peringkat kedua pada tahun 1965, 1967, 1971, 1973, 1977, 1987, dan 1990.
Prestasi gemilang terus terjaga ketika PSSI menyatukan klub Perserikatan dan Galatama dalam kompetisi bertajuk Liga Indonesia sejak 1994. Persebaya merebut gelar juara Liga Indonesia pada tahun 1997. Bahkan Persebaya berhasil mencetak sejarah sebagai tim pertama yang dua kali menjadi juara Liga Indonesia ketika pada tahun 2005 Green Force kembali merebut gelar juara. Kendati berpredikat sebagai tim klasik sarat gelar juara, Green Force juga sempat merasakan pahitnya terdegradasi pada tahun 2002 lalu. Pil pahit yang langsung ditebus dengan gelar gelar juara Divisi I dan Divisi Utama pada dua musim selanjutnya.
SEJARAH PERSEBAYA SURABAYA
Unknown
Kamis, 18 Juni 1970
persebaya 1927,
persebaya surabaya,
sejarah persebaya,
sejarah persebaya surabaya
Pada tanggal 19 April 1930, SIVB bersama dengan VIJ Jakarta, BIVB Bandung (sekarang Persib Bandung), MIVB (sekarang PPSM Magelang), MVB (PSM Madiun), VVB (Persis Solo), PSM (PSIM Yogyakarta) turut membidani kelahiran Persatuan Sepak bola Seluruh Indonesia (PSSI) dalam pertemuan yang diadakan di Societeit Hadiprojo Yogyakarta. SIVB dalam pertemuan tersebut diwakili oleh M. Pamoedji. Setahun kemudian kompetisi tahunan antar kota/perserikatan diselenggarakan. SIVB berhasil masuk final kompetisi perserikatan pada tahun 1938 meski kalah dari VIJ Jakarta.
Ketika Belanda kalah dari Jepang pada 1942, prestasi SIVB yang hampir semua pemainnya adalah pemain pribumi dan sebagian kecil keturunan Tionghoa melejit dan kembali mencapai final sebelum dikalahkan oleh Persis Solo. Akhirnya pada tahun 1943 SIVB berganti nama menjadi Persibaja (Persatuan Sepak Bola Indonesia Soerabaja). Pada era ini Persibaja diketuai oleh Dr. Soewandi. Kala itu, Persibaja berhasil meraih gelar juara pada tahun 1950, 1951 dan 1952.
Tahun 1960, nama Persibaja diubah menjadi Persebaya (Persatuan Sepak Bola Surabaya). Pada era perserikatan ini, prestasi Persebaya juga istimewa. Persebaya adalah salah satu raksasa perserikatan selain PSMS Medan, PSM Makassar, Persib Bandung maupun Persija Jakarta. Dua kali Persebaya menjadi kampiun pada tahun 1978 dan 1988, dan tujuh kali menduduki peringkat kedua pada tahun 1965, 1967, 1971, 1973, 1977, 1987, dan 1990.
Prestasi gemilang terus terjaga ketika PSSI menyatukan klub Perserikatan dan Galatama dalam kompetisi bertajuk Liga Indonesia sejak 1994. Persebaya merebut gelar juara Liga Indonesia pada tahun 1997. Bahkan Persebaya berhasil mencetak sejarah sebagai tim pertama yang dua kali menjadi juara Liga Indonesia ketika pada tahun 2005 Green Force kembali merebut gelar juara. Kendati berpredikat sebagai tim klasik sarat gelar juara, Green Force juga sempat merasakan pahitnya terdegradasi pada tahun 2002 lalu. Pil pahit yang langsung ditebus dengan gelar gelar juara Divisi I dan Divisi Utama pada dua musim selanjutnya.
Langganan:
Postingan (Atom)
PERSEBAYA SURABAYA
SEJARAH PERSEBAYA
Pada tanggal 19 April 1930, SIVB bersama dengan VIJ Jakarta, BIVB Bandung (sekarang Persib Bandung), MIVB (sekarang PPSM Magelang), MVB (PSM Madiun), VVB (Persis Solo), PSM (PSIM Yogyakarta) turut membidani kelahiran Persatuan Sepak bola Seluruh Indonesia (PSSI) dalam pertemuan yang diadakan di Societeit Hadiprojo Yogyakarta. SIVB dalam pertemuan tersebut diwakili oleh M. Pamoedji. Setahun kemudian kompetisi tahunan antar kota/perserikatan diselenggarakan. SIVB berhasil masuk final kompetisi perserikatan pada tahun 1938 meski kalah dari VIJ Jakarta.
Ketika Belanda kalah dari Jepang pada 1942, prestasi SIVB yang hampir semua pemainnya adalah pemain pribumi dan sebagian kecil keturunan Tionghoa melejit dan kembali mencapai final sebelum dikalahkan oleh Persis Solo. Akhirnya pada tahun 1943 SIVB berganti nama menjadi Persibaja (Persatuan Sepak Bola Indonesia Soerabaja). Pada era ini Persibaja diketuai oleh Dr. Soewandi. Kala itu, Persibaja berhasil meraih gelar juara pada tahun 1950, 1951 dan 1952.
Tahun 1960, nama Persibaja diubah menjadi Persebaya (Persatuan Sepak Bola Surabaya). Pada era perserikatan ini, prestasi Persebaya juga istimewa. Persebaya adalah salah satu raksasa perserikatan selain PSMS Medan, PSM Makassar, Persib Bandung maupun Persija Jakarta. Dua kali Persebaya menjadi kampiun pada tahun 1978 dan 1988, dan tujuh kali menduduki peringkat kedua pada tahun 1965, 1967, 1971, 1973, 1977, 1987, dan 1990.
Prestasi gemilang terus terjaga ketika PSSI menyatukan klub Perserikatan dan Galatama dalam kompetisi bertajuk Liga Indonesia sejak 1994. Persebaya merebut gelar juara Liga Indonesia pada tahun 1997. Bahkan Persebaya berhasil mencetak sejarah sebagai tim pertama yang dua kali menjadi juara Liga Indonesia ketika pada tahun 2005 Green Force kembali merebut gelar juara. Kendati berpredikat sebagai tim klasik sarat gelar juara, Green Force juga sempat merasakan pahitnya terdegradasi pada tahun 2002 lalu. Pil pahit yang langsung ditebus dengan gelar gelar juara Divisi I dan Divisi Utama pada dua musim selanjutnya.
PERSEBAYA Archives
Related
Diberdayakan oleh Blogger.